Menghadapi Masalah Kehidupan

Yang namanya manusia, ok deh jangankan manusia, semua makhluk hidup di dunia ini memiliki maslah hidup, itu adalah suatu hal yang pasti diberikan oleh Tuhan kepada seluruh ciptaan-Nya, tak terkecuali manusia, ciptaan-Nya yang paling baik. Kalau banyak orang berpikir masalah hidup itu adalah beban hidup semata, jelas itu adalah pemikiran yang salah, masalah jangan hanya dipandang sebagai beban, justru kita harusnya bersyukur kalau masalah hidup yang kita hadapi jauh lebih banyak dari orang lain dan kita bisa mengatasinya. Coba aja liat orang-orang yang gak pernah atau jarang menemui masalah yang bisa dibilang "penting" dalam kehidupanya, saat sekolah, kerja, atau dalam kehidupan ber-masyarakat pasti mereka seperti bengong dengan masalah-masalah yang cukup "penting" dan berat, contoh nih, si budi adalah anak yang biasa apa-apa selalu keturutan sama ortunya, manja lagi (hoex!sory gan, wa benci ma anak manja) saat dia baru saja bekerja di hari pertamanya dia mengahadapi masalah, bayangin aja si anak manja suruh mbersihin kandang kebo ^^, kebayang mukanya ma kelakuanya, hoex ! >.<
Masih gak percaya, atau malah pada bingung nih ?? hemmm, kesuksesan berawal dari kemampuan seseorang menghadapi suatu masalah, simpelnya, Tuhan akan memberikan kita beragam masalah, tapi kalau kamu berhasil mengatasi setiap masalah di hidup kamu, Tuhan akan memberikan imbalan sebagai penghargaan atas keberhasilanmu dalam menghadapi suatu masalah, yang kita kenal dengan nama KESUKSESAN, dalam meraih cita-cita pasti ada masalah, kalau berhasil mencapai cita-citamu yang terintangi jutaan masalah, apa yang kamu rasakan, tidak lain dan tidak bukan hanya KEBAHAGIAAN
Masih gak percaya, susah banget sih bikin kamu percaya ?? nih buktinya orang-orang sukses . . .


BILL GATES



Siapa sih yang ga kenal bapak yang satu ini … BILL GATES……

baca deh ……

Jika mendengar nama ini, orang akan langsung ingat dua hal, yakni Microsoft dan kekayaan. Yah, memang tak bisa dimungkiri, orang mengenal Bill Gates sebagai pendiri perusahaan piranti lunak terbesar di dunia. Selain itu, kekayaan yang diperolehnya dari perusahaan itu telah membuatnya jadi orang terkaya di dunia beberapa tahun berturut-turut, tanpa pernah tergeser ke posisi kedua sekalipun. Konon, kekayaannya mencapai 71% nilai anggaran belanja negara kita, yakni lebih dari Rp500 triliun. Sungguh fantastis!
William Henry Gates III atau lebih terkenal dengan sebutan Bill Gates, lahir di Seattle, Washington pada tanggal 28 Oktober 1955. Ayah Bill, Bill Gates Jr., bekerja di sebuah firma hukum sebagai seorang pengacara dan ibunya, Mary, adalah seorang mantan guru. Bill adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak kecil Bill mempunyai hobi "hiking",bahkan hingga kini pun kegiatan ini masih sering dilakukannya bila ia sedang "berpikir".

Bill kecil mampu dengan mudah melewati masa Sekolah Dasar dengan nilai sangat memuaskan, terutama dalam pelajaran IPA dan Matematika. Mengetahui hal ini, orang tua Bill kemudian menyekolahkannya di sebuah sekolah swasta yang terkenal dengan pembinaan akademik yang baik, bernama LAKESIDE. Pada saat itu , Lakeside baru saja membeli sebuah komputer, dan dalam waktu seminggu, Bill Gates, Paul Allen dan beberapa siswa lainnya (sebagian besar nantinya menjadi programer pertama Microsoft) sudah menghabiskan semua jam pelajaran komputer untuk satu tahun.

Kemampuan komputer Bill Gates sudah diakui sejak dia masih bersekolah di Lakeside. Dimulai dengan meng-hack komputer sekolah, mengubah jadwal, dan penempatan siswa. Tahun 1968, Bill Gates, Paul Allen, dan dua hackers lainnya disewa oleh Computer Center Corp. untuk menjadi tester sistem keamanan perusahaan tersebut. Sebagai balasan, mereka diberikan kebebasan untuk menggunakan komputer perusahaan. Menurut Bill saat itu lah mereka benar- benar dapat "memasuki" komputer. Dan disinilah mereka mulai mengembangkan kemampuan menuju pembentukan Microsoft, 7 tahun kemudian.

Selanjutnya kemampuan Bill Gates semakin terasah. Pembuatan program sistem pembayaran untuk Information Science Inc, merupakan bisnis pertamanya. Kemudian bersama Paul Ellen mendirikan perusahaan pertama mereka yang disebut Traf-O-Data. Mereka membuat sebuah komputer kecil yang mampu mengukur aliran lalu lintas. Bekerja sebagai debugger di perusahaan kontraktor pertahanan TRW, dan sebagai penanggungjawab komputerisasi jadwal sekolah, melengkapi pengalaman Bill Gates.

Musim gugur 1973, Bill Gates berangkat menuju Harvard University dan terdaftar sebagai siswa fakultas hukum. Bill mampu mengikuti kuliah dengan baik, namun sama seperti ketika di SMA, perhatiannya segera beralih ke komputer. Selama di Harvard, hubungannya dengan Allen tetap dekat. Bill dikenal sebagai seorang jenius di Harvard. Bahkan salah seorang guru Bill mengatakan bahwa Bill adalah programmer yang luar biasa jenius, namun juga seorang manusia yang menyebalkan.

Desember 1974, saat hendak mengunjungi Bill Gates, Paul Allen membaca artikel majalah Popular Electronics dengan judul "World`s First Microcomputer Kit to Rival Commercial Models". Artikel ini memuat tentang komputer mikro pertama Altair 9090. Allen kemudian berdiskusi dengan Bill Gates. Mereka menyadari bahwa era "komputer rumah" akan segera hadir dan meledak, membuat keberadaan software untuk komputer - komputer tersebut sangat dibutuhkan. Dan ini merupakan kesempatan besar bagi mereka.

Kemudian dalam beberapa hari, Gates menghubungi perusahaan pembuat Altair, MITS (Micro Instrumentation and Telemetry Systems). Dia mengatakan bahwa dia dan Allen telah membuat BASIC yang dapat digunakan pada Altair. Tentu saja ini adalah bohong. Bahkan mereka sama sekali belum menulis satu baris kode pun. MITS, yang tidak mengetahui hal ini, sangat tertarik pada BASIC. Dalam waktu 8 minggu BASIC telah siap. Allen menuju MITS untuk mempresentasikan BASIC. Dan walaupun, ini adalah kali pertama bagi Allen dalam mengoperasikan Altair, ternyata BASIC dapat bekerja dengan sempurna. Setahun kemudian Bill Gates meninggalkan Harvard dan mendirikan Microsoft.


Bill Gates Meninggalkan Harvard Demi Mengejar Impian

Ketika ia bosan dengan Harvard, Gates melamar pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan komputer di daerah Boston. Gates mendorong Paul Allen untuk mencoba melamar sebagai pembuat program di Honey-well agar keduanya dapat melanjutkan impian mereka untuk mendirikan sebuah perusahaan perangkat lunak.

Pada suatu hari di bulan Desember yang beku, Paul Allen melihat sampul depan majalah Popular Mechanics, terbitan Januari 1975, yaitu gambar komputer mikro rakitan baru yang revolusioner MITS Altair 8080 (komputer kecil ini menjadi cikal bakal PC di kemudian hari). Kemudian Allen menemui Gates dan membujuknya bahwa mereka harus mengembangkan sebuah bahasa untuk mesin kecil sederhana itu. Allen terus-menerus mengatakan, Yuk kita dirikan sebuah perusahaan. Yuk kita lakukan. Saat itulah mereka menemukan jalan hidup mereka.

Kedua sahabat itu bergegas ke sebuah komputer Harvard untuk menulis sebuah adaptasi dari program bahasa BASIC. Gates dan Allen percaya bahwa komputer kecil itu dapat melakukan keajaiban. Dari sana pula mereka mempunyai mimpi, tersedianya sebuah komputer di setiap meja tulis dan di setiap rumah tangga.

Semangat Allen dan Gates tidak percuma, dan dari sana mereka mendirikan perusahaan Microsoft. Duet mereka banyak menghasilnya program-program unggulan, salah satunya MS-DOS yang kemudian banyak dipakai sebagai software di berbagai komputer. 

Berbagai inovasi tak henti dilakukannya. Hasilnya? Seperti yang dilihat banyak orang saat ini. Impian Bill Gates telah menjadi nyata. Hampir setiap rumah, kini mempunyai komputer. Dan, hebatnya, sistem operasinya kebanyakan menggunakan produk Microsoft. Inilah yang membuat pundi-pundinya terus mengembang.

Kini, dengan kekayaannya tersebut, Bill Gates dan istrinya, Melinda, kemudian mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation. Yayasan bentukan Gates ini digunakan untuk berbagai kegiatan sosial. Mulai dari menyalurkan beasiswa kepada kaum minoritas, berperang melawan penyakit seperti AIDS dan berbagai penyakit lainnya, hingga memerangi kelaparan dan kemiskinan. Tak tanggung-tanggung, pasangan suami istri ini menyumbangkan lebih dari US$ 5 miliar untuk kepentingan yayasan ini. Sebuah sumbangan terbesar di dunia yang pernah diberikan pada sebuah yayasan sosial.

Sebuah impian, jika disertai dengan keyakinan kuat dan kerja keras, serta dilandasi komitmen perjuangan tanpa henti, akan memberi hasil yang gemilang. Bill Gates adalah bukti nyata bahwa impiannya yang pernah dianggap mustahil, kini mampu diwujudkannya. Nilai keyakinan dan perjuangan inilah yang bisa kita contoh dalam kehidupan kita. Selain itu, kepedulian Bill Gates untuk berbagi juga bisa dijadikan teladan bahwa sukses akan lebih berarti jika kita bisa saling berbagi



KISAH SUKSES EKA TJIPTA WIJAYA





Siapa yang mengira konglomerat Eka Tjipta Wijaya dulunya orang miskin. Jumlah perusahaannya saja hampir 200 buah dengan 70 ribu karyawan. Tapi, itulah kenyataannya. Untuk ke Indonesia saja, orangtuanya berutang pada rentenir. Eka yang baru berusia sembilan tahun. berangkat ke Makassar bersama ibunya pada 1932, menyusul ayahnya yang sudah lebih dahulu tiba. ”Kami berlayar tujuh hari tujuh malam. Lantaran miskin, kami hanya bisa tidur di tempat paling buruk di kapal, di bawah kelas dek. Mau makan masakan enak, tak mampu. Ada uang lima dollar, tetapi tak bisa dibelanjakan. Karena, untuk ke Indonesia saja kami masih berutang pada rentenir, 150 dollar,” ungkap lelaki yang lahir pada 3 Oktober 1923 ini.Tiba di Makassar, Eka kecil yang masih bernama Oei Ek Tjhong, segera membantu ayahnya di toko kecil yang dimilikinya. Tujuannya jelas, segera mendapatkan 150 dollar guna dibayarkan kepada rentenir. Dua tahun kemudian, utang itu terbayar, dan toko ayahnya bertambah maju. Eka pun minta disekolahkan, tapi menolak duduk di kelas satu.

Tamat SD, Eka tak bisa melanjutkan sekolahnya. Lagi-lagi karena masalah ekonomi. Ia pun mulai berjualan keliling kota Makassar, menjajakan biskuit dan kembang gula. Hanya dua bulan, ia sudah mengail laba Rp20, jumlah yang besar untuk masa itu. Ketika itu harga beras masih tiga sampai empat sen per kilogram. Melihat usahanya berkembang, Eka membeli becak untuk mengangkut barangnya.

Namun, ketika usahanya tumbuh subur, datang Jepang menyerbu Indonesia, termasuk Makassar. Usahanya hancur total dan ia menganggur. Tak ada barang impor/ekspor yang bisa dijual. Keuntungan Rp2.000 yang dikumpulkannya dengan susah payah selama beberapa tahun, habis dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari. Di tengah harapan yang nyaris putus, Eka mengayuh sepeda bututnya, keliling kota Makassar. Di Paotere (pinggiran Makassar, kini salah satu pangkalan perahu terbesar di luar Jawa), ia melihat ratusan tentara Jepang sedang mengawasi ratusan tawanan pasukan Belanda. Bukan tentara Jepang dan Belanda itu yang menarik perhatian Eka, melainkan tumpukan terigu, semen dan gula, yang masih dalam keadaan baik. Otak bisnis Eka segera berputar. Secepatnya ia kembali ke rumah dan membuat persiapan untuk membuka tenda di dekat lokasi itu. Rencananya, ia akan menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang yang ada di lapangan kerja tersebut.


Keesokan harinya, masih pukul empat subuh, Eka sudah berada di Paotere. Ia membawa kopi; gula; kaleng bekas minyak tanah yang diisi air; oven kecil berisi arang untuk membuat air panas; cangkir; sendok dan sebagainya. Semua alat itu ia pinjam dari ibunya, termasuk enam ekor ayam dipinjam dari ayahnya.. Ayam itu kemudian dipotong dan dibikin ayam putih gosok garam. Dia juga meminjam masing-masing satu botol whiskey, brandy dan anggur dari teman-temannya.

Jam tujuh pagi, Eka sudah siap berjualan. Tak lama kemudian, 30 orang Jepang dan tawanan Belanda mulai datang bekerja. Tapi, sampai pukul sembilan, tak ada pengunjung. Eka berusaha mendekati bos pasukan Jepang, lalu mentraktirnya makan dan minum di tenda. Setelah mencicipi seperempat ayam komplit dengan kecap cuka dan bawang putih, serta minum dua teguk whiskey gratis, si Jepang mengatakan, joto. Setelah itu, semua anak buahnya dan tawanan diperbolehkan makan serta minum di tenda Eka. Dan, Eka pun minta izin untuk mengangkat semua barang yang sudah dibuang, ke rumahnya. Ia pun mulai bekerja keras, memilih apa yang dapat dipakai dan dijual. Ia pun belajar bagaimana menjahit karung.

Dalam keadaan perang seperti itu, suplai bahan bangunan dan barang keperluan sehari-hari memang sangat kurang. Karenanya. barang-barang yang ia peroleh dari puing-puing itu menjadi sangat berharga. Terigu misalnya, semula dijual Rp50 per karung, lalu dinaikkan menjadi Rp60, dan akhirnya Rp150. Sedangkan semen dijual Rp 20 per karung, kemudian Rp40.

Naluri bisnis ayah delapan anak ini semakin berkembang. Saat seorang kontraktor hendak membeli semennya untuk membuat kuburan orang kaya. Eka menolaknya. Lalu, Eka beralih menjadi kontraktor pembuat kuburan orang kaya. Setelah semen dan besi betonnya habis, ia pun berhenti sebagai kontraktor kuburan. Begitulah Eka. Setelah itu, ia berdagang kopra. dan berlayar berhari-hari ke Selayar (Selatan Sulsel), serta sentra-sentra kopra lainnya untuk memperoleh kopra murah. Eka mereguk laba besar, Tetapi, tiba-tiba Jepang mengeluarkan peraturan bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai oleh Mitsubishi yang membeli Rp1,80 per kaleng. Padahal, di pasaran harga per kaleng Rp6. Eka rugi besar dan nyaris bangkrut. Terpaksa ia mencari peluang lain. Berdagang gula, lalu teng-teng (makanan khas Makassar dari gula merah dan kacang tanah), wijen, serta kembang gula. Tapi ,ketika mulai berkibar, harga gula jatuh, Eka rugi besar. Modalnya habis dan bahkan ia berutang. Untuk menutup utang dagangnya, ia terpaksa menjual mobil dan perhiasan keluarga, termasuk cincin kimpoi. Tapi, Eka tetap tegar. Kali ini, ia mencoba bidang leveransir dan aneka kebutuhan lainnya. Namun, usahanya masih jatuh bangun. Ketika sudah berkibar pada 1950-an, muncul Permesta. Barang-barang dagangannya, terutama kopra habis dijarah oknum Permesta. Modalnya habis lagi. Namun, Eka bangkit lagi, dan berdagang lkembali.Jatuh bangun seolah merupakan hal biasa bagi Eka.    

Usahanya baru benar-benar melesat dan tak pernah jatuh lagi setelah masa Orde Baru. Era Orde Baru, menurut Eka, “memberi kesejukan era usaha”. Pria bertangan dingin ini mampu membenahi aneka usaha yang semula “tak ada apa-apanya”, menjadi “ada apa-apanya” Bisnis Eka mulai merambah. Dari bisnis kertas, perbankan, perkebunan dan pabrik kelapa sawit, perkebunan teh, sampai bisnis properti.“Saya sungguh menyadari, saya bisa seperti sekarang karena Tuhan Maha Baik. Saya sangat percaya Tuhan, dan selalu ingin menjadi hamba-Nya yang baik,” katanya mengomentari suksesnya kini. “Kecuali itu, hematlah,” tambahnya. Ia menyarankan, kalau hendak menjadi pengusaha besar, belajarlah mengendalikan uang. Jangan laba hanya Rp100, belanjanya Rp.90. Dan kalau untung cuma Rp.200, jangan coba-coba belanja Rp210.

Setelah 58 tahun berbisnis dan bergelar konglomerat, Eka mengatakan, ia pribadi sebenarnya sangat miskin. “Tiap memikirkan utang berikut bunganya yang demikian besar, saya tak berani menggunakan uang sembarangan. Ingin rehat susah, sebab waktu terkuras untuk bisnis. Terasa benar tak ada waktu menggunakan uang pribadi,” keluhnya. Hendak makan makanan enak, lanjutnya, sulit karena makanan enak rata-rata berkolesterol tinggi.

Inilah ironi, kata Eka. Dulu ia susah makan makanan enak karena miskin. Kini ketika sudah “konglomerat”, ia tetap susah makan enak, karena takut kolestrol. Usianya yang hampir 86 tahun, menuntutnya untuk menjaga kesehatan secara ketat dan prima.

Perusahaan yang dimilikinya sekarang di antaranya pabrik kertas Tjiwi Kimia; perkebunan dan pabrik kelapa sawit di Riau; Perkebunan dan pabrik teh; Bank Internasional Indonesia (BII); Pabrik pulp dan kertas PT Indah Kiat ; ITC Mangga Dua; ruko; apartemen Green View di Roxy, dan Ambassador di Kuningan.









ok, cukup itu dulu aja deh.
oh iya, ini masih ada beberapa pic yang buat aku cukup ispiratif, check this !









"Keep it Simple" Buat itu sederhana, sederhana bangetkan ?













"Life is a Problem" Jelas sekali kan ?











Seperti lilin ini, coba kamu hadapi masalah dengan dingin, dengan air bukan dengan api, bagi sebagian orang akan terasa susah, seperti saya sendiri, tapi mencoba lebih baik bukan ???













Solusi harus kalian susun 1 persatu dengan sabar, gak ada di dunia ini menghadapi masalah secara INSTANT !












Tetaplah tersenyum, seperti tidak ada masalah, tapi curhat tetap sesuatu yang berguna buat kita semua



Tidak ada komentar:

Posting Komentar